Palu,- Ekspedisi Rupiah Berdaulat wilayah Sulawesi Tengah (Sulteng) tahun 2023 ini akan mengunjungi lima pulau terluar. Ekspedisi ini akan dimulai Jumat 7 Juli hingga Rabu 12 Juli 2023 pekan depan.
Lima pulau yang akan dikunjungi antara lain Pulau Bokan Kepulauan, Banggai Laut, Banggai Kepulauan (Salakan), Walea Kepulauan dan Pulau Wakai.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Sulteng dalam ekspedisi ini turun bersama TNI Angkatan Laut (AL) menggunakan KRI Kakap dengan membawa fisik uang tunai berupa uang rupiah Tahun Emisi (TE) 2022 sebesar Rp4 miliar.
Kegiatan ini melibatkan 15 orang on board dari 7 satuan kerja yaitu Departemen Pengelolaan Uang, KPwBI Jawa Barat, KPwBI Jawa Tengah, KPwBI Balikpapan, KPwBI Kaltara, KPwBI Sulbar dan KPwBI Sulteng.
Pelepasan Tim Ekspedisi Rupiah Berdaulat Sulteng dilaksanakan di Pelabuhan Parigi Kabupaten Parigi Moutong, Kamis 6 Juli 2023.
Pelepasan dihadiri Kepala Departemen Pengelolaan Uang BI, Marlison Hakim, Sekdaprov Sulteng Novalina, Kepala Perwakilan BI Sulteng, Dwiyanto Cahyo Sumirat, Petinggi Mabes TNI AL, dan Forkopimda Parigi Moutong.
Berdasarkan UU No 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, Bank Indonesia (BI) diberikan amanat dan kewenangan oleh negara untuk melakukan pengelolaan uang Rupiah. Pengelolaan uang Rupiah juga merupakan salah satu tugas untuk mendukung tujuan BI, yaitu stabilitas nilai Rupiah.
Dalam pengelolaan uang rupiah termasuk di dalamnya pengedaran uang, BI mempunyai misi untuk menyediakan uang Rupiah di seluruh wilayah NKRI dalam jumlah yang cukup, dengan jenis pecahan yang sesuai kebutuhan masyarakat serta dalam kondisi berkualitas dan layak edar.
Pengedaran dan penggunaan uang Rupiah di seluruh NKRI merupakan hal penting dan strategis dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, karena Rupiah bukan saja sebagai alat transaksi pembayaran, tetapi juga merupakan identitas dan alat pemersatu bangsa dan menjadi salah satu simbol kedaulatan bangsa sebagaimana ditegaskan dalam UU Mata Uang.
Terdapat 3 tantangan utama BIASA dalam mengedarkan Rupiah. Pertama, adalah kondisi geografis NKRI yang memiliki ribuan pulau (17.499 pulau, berbatasan dengan 11 negara tetangga) dengan keterbatasan infrastruktur sehingga mempengaruhi jangkauan Bank Indonesia dalam menyediakan uang kepada masyarakat, termasuk diantaranya untuk kepulauan di wilayah Terdepan, Terpencil, dan Terluar (3T).
Kedua, keberagaman tingkat pendidikan masyarakat yang mempengaruhi perilaku masyarakat dalam memperlakukan uang. Hal ini tentunya mempengaruhi kualitas uang Rupiah. Dalam konteks ini juga antangan ini perlu dijawab dengan edukasi.
Ketiga penggunaan uang selain Rupiah sebagai alat pembayaran khususnya di wilayah perbatasan. Dalam menghadapi tantangan dan menjalankan misi tersebut maka BI perlu melakukan kerjasama dan bergandengan tangan dengan semua elemen bangsa, termasuk dengan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL).
TNI AL merupakan salah satu elemen bangsa yang berada di garda terdepan dalam menjaga kedaulatan NKRI melalui kekuatan armadanya dan operasi rutin menjangkau seluruh pelosok tanah air dari Sabang sampai Merauke.
Sinergi BI dengan TNI AL diperlukan untuk dapat membantu keterbatasan BI dalam melakukan pengedaran uang Rupiah sehingga misi BI dalam menyediakan uang Rupiah ke seluruh wilayah NKRI khususnya wilayah kepulauan 3T dapat tercapai.
Sinergi ini secara substansi mempertemukan dua kepentingan yang sama, dimana TNI AL berkepentingan menjaga kedaulatan seluruh wilayah NKRI dengan pertahanan dan BI berkepentingan menjaga kedaulatan NKRI dengan Rupiah.
Sinergi strategis antara TNI AL dan BI telah dimulai sejak tahun 2011, melalui kegiatan pelayanan kas keliling di daerah 3T (Terluar, Terdepan dan Terpencil) di seluruh wilayah NKRI.
Kegiatan ini bertujuan untuk membantu penyediaan uang layak edar di pulau-pulau terluar yang sulit terjangkau dengan transportasi umum. Selain kegiatan tersebut, juga dilakukan kegiatan lainnya meliputi sosialisasi atau edukasi Cinta, Bangga dan Paham Rupiah, Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) bekerja sama dengan pemerintah daerah setempat. Penyaluran PSBI dan sembako di wilayah/pulau tujuan.
Sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2022, BI dan TNI AL telah melaksanakan 92 kali kegiatan Kas Keliling 3T dengan 480 pulau 3T terkunjungi.
Pada tahun 2023 Ekspedisi Rupiah Berdaulat ke Pulau 3T akan dilaksanakan sebanyak 17 kali di 17 Provinsi dengan target 85 pulau yang dikunjungi (**).