π—•π—˜π—₯π—œπ—§π—”

AI Berdaulat Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

×

AI Berdaulat Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, – Pemerintah menempatkan penguasaan kecerdasan artifisial (AI) berdaulat sebagai fondasi penting dalam mewujudkan visi Indonesia Emas 2045. Teknologi ini diyakini menjadi motor pertumbuhan ekonomi nasional dan kemandirian digital bangsa di masa depan.

Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bersama perusahaan riset dan konsultasi Twimbit meluncurkan Empowering Indonesia Report 2025 bertema β€œBuilding Bridges of Tomorrow”, yang menegaskan pentingnya sovereign AI atau AI berdaulat dalam memperkuat ekonomi digital Indonesia, Senin (27/10/2025).

Laporan tersebut memaparkan lima pilar utama menuju kedaulatan AI, yakni infrastruktur digital andal, tenaga kerja AI berkelanjutan, industri AI yang tumbuh, riset dan pengembangan mumpuni, serta regulasi dan etika yang kokoh. Jika diterapkan secara strategis, AI berdaulat berpotensi menambah hingga USD 140 miliar terhadap PDB Indonesia pada 2030, meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahunan hingga 6,8%, serta mempercepat pencapaian status negara berpenghasilan tinggi ke tahun 2041 bahkan 2038 dalam skenario terbaik.

AI juga diyakini mampu mendorong produktivitas lintas sektor, dengan peningkatan 18% di sektor jasa, 15–20% di manufaktur, dan 5–8% di pertanian.

Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Republik Indonesia, Nezar Patria, menegaskan bahwa kedaulatan AI bukan semata-mata persoalan teknologi, melainkan juga nilai dan kemandirian bangsa.

β€œAI bukan hanya soal teknologi, tetapi tentang kemandirian bangsa. Kedaulatan AI berarti kita membangun teknologi yang merefleksikan nilai-nilai Pancasila, menjamin etika dan keamanan, serta memastikan manfaatnya dirasakan secara merata oleh seluruh masyarakat,” ujar Nezar.

Dalam hal infrastruktur, laporan itu mencatat Indonesia membutuhkan investasi sebesar USD 3,2 miliar hingga 2030 untuk memenuhi kebutuhan komputasi nasional. Saat ini, pusat data AI di Indonesia baru mencakup kurang dari 1% pasar global, sehingga diperlukan percepatan pembangunan data center berbasis energi terbarukan serta perluasan jaringan 5G.

Sementara itu, kebutuhan pengembangan talenta AI diproyeksikan mencapai 400 ribu orang hingga 2030, dengan investasi pendidikan dan pelatihan sebesar USD 968 juta. Saat ini Indonesia telah memiliki 364 startup AI dengan total pendanaan USD 1,08 miliar serta inisiatif riset nasional seperti Sahabat AI V2, Large Language Model berparameter 70 miliar yang mendukung bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Jawa, Sunda, Bali, dan Batak.

Founder dan CEO Twimbit, Manoj Menon, mengatakan Indonesia memiliki posisi strategis untuk menjadi pemimpin di era AI berdaulat.

β€œDengan membangun fondasi digital yang kuat dan ekosistem inklusif, Indonesia dapat menjadi pusat pertumbuhan AI di Asia dan mempercepat pencapaian visi Indonesia Emas 2045,” jelasnya.

President Director dan CEO Indosat Ooredoo Hutchison, Vikram Sinha, menegaskan komitmen Indosat dalam mempercepat transformasi digital dan kedaulatan AI nasional.

β€œKedaulatan AI bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang membangun masa depan yang dimiliki dan dikendalikan oleh Indonesia sendiri. Melalui kolaborasi strategis dan inovasi berkelanjutan, kami berkomitmen menghadirkan konektivitas yang inklusif dan solusi AI beretika untuk memberdayakan setiap lapisan masyarakat menuju Indonesia Emas 2045,” kata Vikram.

Laporan Empowering Indonesia Report 2025 menutup dengan seruan kolaborasi lintas sektor untuk membangun ekosistem AI yang berdaulat. Dengan memperkuat infrastruktur, menyiapkan talenta masa depan, serta menegakkan tata kelola beretika, Indonesia siap melangkah dari sekadar pengguna teknologi menjadi arsitek peradaban digital dunia.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *