Uta Dada: Tradisi Kuliner Kaya Aroma dari Tanah Kaili PALU,- Di tengah berkembangnya ragam kuliner Nusantara, Uta Dada kembali mencuri perhatian sebagai salah satu hidangan tradisional khas masyarakat Kaili di Sulawesi Tengah yang sarat sejarah, cita rasa, dan keunikan proses memasaknya. Hidangan berbahan dasar ayam atau ikan ini dikenal karena kekuatan rasa kuah santannya yang kaya rempah dan aroma khas dari proses pengasapan atau pembakaran bahan utama sebelum dimasak.

Secara harfiah, uta berarti βsayurβ atau βmasakan berkuahβ, sementara dada merujuk pada teknik memasak atau penyiapan bahan yang dibakar atau diasap terlebih dahulu. Perpaduan dua elemen ini menghasilkan kuliner beraroma pekat yang sulit ditemukan pada hidangan berbahan santan lainnya.
βKeistimewaan Uta Dada itu ada di aromanya. Bukan hanya gurih santan, tapi juga wangi asap dari ayam atau ikan yang dibakar dulu. Itu yang membuat rasanya berbeda,β ujar Sainah, salah satu juru masak tradisional di Kecamatan Sigi Biromaru, saat ditemui, Sabtu (6/12/2025).
Proses memasak Uta Dada cukup panjang namun sederhana. Ayam kampung atau ikan seringnya ikan mujair atau tuna dibakar di atas bara hingga mengeluarkan aroma asap yang kuat. Setelah itu, bahan utama dimasukkan ke dalam kuah santan yang telah direbus bersama bumbu khas seperti bawang merah, bawang putih, serai, lengkuas, daun kunyit, dan cabai. Tak jarang, masyarakat Kaili menambahkan bunga kecombrang untuk mempertegas wangi dan memperkaya rasa.

Bagi masyarakat Kaili, Uta Dada bukan sekadar hidangan sehari-hari. Ia sering disajikan pada acara adat, pesta keluarga, hingga perayaan keagamaan. Kehadirannya dianggap simbol kehangatan tuan rumah serta bentuk penghormatan terhadap tamu.
Dalam beberapa tahun terakhir, Uta Dada mulai hadir di berbagai festival kuliner dan menjadi menu unggulan di sejumlah rumah makan khas Kaili di Palu. Upaya ini mendorong generasi muda untuk kembali mengenal dan melestarikan warisan kuliner leluhur.
Pemerhati budaya Kaili, Hamdan Lasa, menilai bahwa meningkatnya minat terhadap kuliner tradisional seperti Uta Dada merupakan peluang besar untuk pelestarian budaya. βAnak muda sekarang mulai bangga dengan makanan daerahnya. Kalau Uta Dada bisa masuk restoran modern tanpa menghilangkan cara masaknya, itu langkah bagus untuk menjaga identitas kuliner kita,β katanya.
Seiring berkembangnya industri kuliner lokal, Uta Dada diprediksi menjadi salah satu ikon gastronomi Sulawesi Tengah. Dengan cita rasa yang unik, teknik masak tradisional yang bertahan lintas generasi, serta nilai budaya yang melekat, hidangan ini layak menjadi representasi kekayaan kuliner masyarakat Kaili bagi wisatawan nusantara maupun mancanegara.(*)
Tidak ada komentar