Berita Palu

Menangkal Penyebaran Paham Radikal Terorisme Melalui Film

292
×

Menangkal Penyebaran Paham Radikal Terorisme Melalui Film

Sebarkan artikel ini

INIPALU.COM – Paham radikal dan terorisme terus berkembang dan kelompok ekstremisme yang mengajarkan kekerasan terus melakukan propaganda dengan berbagai cara.

Perkembangan teknologi, arus informasi dan komunikasi terus mengalami peningkatan. Dan salah satu cara propaganda yang efektif dilakukan oleh jaringan dan kelompok ekstremisme ini menggunakan propaganda digital melalui media sosial, video dan film.

Komunitas Rumah Katu di penghujung tahun 2022 telah menyelesaikan sebuah produksi film pendek. Film ini adalah salah satu metode untuk berkomunikasi dengan masyarakat atau komunitas.

Disisi yang lain, masiffnya propaganda dalam bentuk film atau video dengan narasi-narasi kebencian karena perbedaan agama, suku, warna kulit dan ras maka film ini diproduksi untuk menentang dan melawan narasi-narasi kebencian dan intoleran.

Film pendek ini mengandung kontra-narasi dimana narasi dalam film disusun dan dibingkai dengan maksud melawan pengaruh narasi negative (narasi ekstrem dan intoleran).

Film yang di produksi Komunitas Rumah Katu dan bekerja sama Adriany Badrah (Direktur Celebes Institute) adalah film yang bergendre drama action dengan durasi 26 menit.

Sejak tahun 2016 secara aktif menggunakan media film untuk kampanye dan memberikan edukasi dengan fokus isi melawan narasi-narasi radikal ekstremist dan melawan paham radikalisme berbasis kekerasan yang mengarah pada terorisme.

Film ini akan menggambarkan tiga konflik dari karakter yang dimunculkan yaitu karakter kelompok sipil bersenjata, karakter seorang pemuda petani dan karakter pemuda intelektual. Cerita film diangkat dari hasil riset dan testimoni dari beberapa tokoh kunci yang pernah terpapar dan terlibat jaringan kelompok ekstremisme di Poso.

Film yang di produseri oleh Adriany Badrah juga sebagai manajer produksi dan di sutradarai oleh Arifuddin Lako yang juga menulis naskah film (seorang mantan narapida teroris).

Pemeran dalam film, diantaranya pernah terpapar dan terlibat aktif di kelompok MIT. Film yang berjudul “KURIR” adalah film ke-5 yang di produksi Komunitas Rumah Katu bekerja sama Adriany Badrah. Film ini akan diputar tanpa menggunakan platform YouTube dengan metode pemutaran film dan diskusi film.

Hal ini dilakukan untuk mencegah penyalahgunaan film yang mengakibatkan konta-produktif dan salah mempersepsikan isi dari film.

Konsep pemutaran film dan diksusi film dikemas sebagai media pendidikan untuk mendorong kesadaran masyarakat mencegah penyebaran paham yang menjadi legitimasi ideology dengan melakukan kekerasan, melawan narasi-narasi radikal-ekstremist, dan narasi-narasi intoleran.

Adriany menyatakan, bahwa seseorang belajar dari peniruan dan dari hasil pengamatan. Dalam hal ini, masyarakat mengkonsumsi film/video yang kemudian secara tidak langsung terjadi suatu pengamatan sehingga media yang cepat mempengaruhi sikap dan tindakan sesesorang salah satunya adalah media film atau audio visual.

Mengapa memilih mendistrubusikan informasi dan memberikan edukasi melalui media film untuk melawan narasi-narasi radikal-ekstremisme?, karena media yang dekat dengan keseharian masyarakat adalah media sosial dan audio visual.

Sehingga memilih film sebagai salah satu media komunikasi sosial.  Secara khusus masih minimnya publikasi kampanye sebagai media pendidikan dengan menyajikan cerita realita yang di proyeksikan ke layar film, tentang bagaimana seseorang terpapar paham radikal-ekstremisme yang berbasis kekerasan.**

IMG-20240313-WA0017

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *