INIPALU.com – Dunia jurnalistik Sulawesi Tengah berduka. Situr Wijaya, seorang jurnalis muda sekaligus pendiri media online insulteng.id, ditemukan meninggal dunia secara misterius di sebuah penginapan pada akhir pekan lalu. Kepergiannya menyisakan luka mendalam, tak hanya bagi keluarga, tapi juga bagi rekan-rekan seprofesi yang mengenalnya sebagai sosok pekerja keras dan berdedikasi tinggi.
Situr bukan hanya seorang wartawan. Ia adalah ayah dari tiga anak yang selalu menjadi semangat hidupnya, serta suami setia bagi seorang istri yang setia mendampinginya dalam suka dan duka. Di balik aktivitasnya menulis dan menyuarakan kebenaran, ia adalah sosok hangat yang sering kali tak terlihat oleh publik.
“Dia selalu bilang, tugas jurnalis adalah menjaga nurani publik. Kadang keras, kadang sepi apresiasi, tapi itu panggilan hati,” ujar seorang rekan kerjanya yang tak kuasa menahan tangis.
Dalam perjalanan kariernya, Situr dikenal sebagai jurnalis yang berani. Banyak laporan investigasi berani yang ia tulis, mengungkap dugaan penyimpangan dan kasus-kasus sosial yang kerap luput dari sorotan. Media insulteng.id yang ia rintis bukan hanya wadah berita, tapi juga menjadi simbol perjuangan jurnalisme lokal yang bersuara lantang untuk rakyat kecil.
Namun, kepergiannya penuh tanda tanya. Tubuh Situr ditemukan tak bernyawa di sebuah kamar penginapan di pusat Ibu kota Jakarta. Pihak berwajib masih melakukan penyelidikan, dan spekulasi pun bermunculan. Apakah ini murni karena sakit? Atau ada sesuatu yang lebih kelam di baliknya?
“Dia sempat curhat tentang tekanan yang ia alami akhir-akhir ini, tapi kami tak menyangka ini akan berujung seperti ini,” kata seorang sahabat dekatnya.
Kini, tiga anaknya menatap dunia tanpa sosok ayah. Sang istri kehilangan pilar utama keluarga. Dan dunia pers kehilangan satu suara penting dalam menjaga demokrasi dan keadilan.
Selamat jalan, Situr Wijaya. Pena mungkin telah terjatuh dari genggamanmu, tapi jejak perjuanganmu akan terus hidup dalam ingatan kami semua.(*)
Tidak ada komentar