PALU,- Sebuah kasus kontroversial mencuat di stasiun penyiaran Radio Republik Indonesia (RRI) Palu, melibatkan oknum pejabat berinisial SS dan korban ER (23), seorang cleaning service.
Dalam rekaman layar video berdurasi 6 menit 27 detik yang dikutip dari Globalsulteng.com, SS diduga menelpon ER dan mengungkapkan keharusannya menyiapkan uang karena terlanjur dilaporkan ke polisi.
“Polisi itu, tapi kamu saja yang tau ini ya, kalau polisi itu kan kalau sudah ada kasus begitu dia minta terus uang, jadi bapak ini terpaksa siapkan uang supaya aman, karna sudah terlanjur di polisi,” ucap SS.
Bahkan, terduga pelaku pelecehan seksual ini menyebut nominal minimal yang harus disiapkan sebesar Rp 10 juta.
Terduga pelaku juga meminta korban untuk tidak keberatan karena telah ada perjanjian. Namun, Kasat Reskrim Polresta Palu, AKP Moh. Reza, S.IK membantah adanya permintaan uang dari oknum pejabat RRI, menyatakan bahwa pihak kepolisian tetap menjalankan profesionalisme dan proses penyidikan sesuai mekanisme yang berlaku.
“Itu asumsi saja yang dibuat-buat oleh oknum pejabat RRI, Kami sudah memeriksa 5 saksi dalam kasus pencabulan ini,” kata Reza. Sabtu (03/02/2024).
Sementara itu, keluarga korban sudah melaporkan kasus pelecehan seksual ini ke unit PPA Polresta Palu pada tanggal 25 Januari 2024.
Kronologi singkat dalam laporan menyebutkan bahwa pada hari Selasa 23 Januari 2024, terlapor (SS) meminta korban datang ke rumahnya di Jl Kartini, Kelurahan Lolu Utara.
Di dalam rumah, terlapor diduga melakukan pelecehan seksual terhadap korban, menyebabkan trauma yang dirasakan oleh korban./*(tim)
