INIPALU.com – Pemuda adalah agen perubahan dan pembangunan yang menjadi harapan besar bagi kemajuan bangsa Indonesia, pemuda merupakan generasi yang akan menjadi pemimpin dimasa depan.
Founder Hannah Asa Indonesia, Mardiyah, mengungkapkan makna sumpah pemuda menurutnya sangat mendalam bukan hanya sekedar berkontribusi menjaga persatuan kesatuan bangsa, tapi juga berkontribusi dalam pembangunan, mendukung produk lokal juga meningkatkan edukasi literasi keuangan secara merata.
“Makna sumpah pemuda ini sangat mendalam menyatukan suku, bahasa, budaya menuju Indonesia berdaulat dan merdeka, menjadikan moment sumpah pemuda kali ini bukan hanya berkontribusi untuk menjaga persatuan kesatuan bangsa, tetapi juga berkontribusi dalam pembangunan, mendukung produk lokal juga meningkatkan edukasi literasi keuangan secara merata,” ungkap Mardiyah, Selasa (29/10/2024).
Ia menuturkan bahwa literasi keuangan menjadi keterampilan yang penting bagi pemuda di era modern dalam membentuk pola pikir generasi muda, karena tingkat literasi keuangan yang tinggi berdampak positif pada ekonomi, terutama dalam sektor jasa keuangan.
“Peran literasi keuangan menjadi sangat signifikan dalam membentuk pola pikir generasi muda untuk mulai berinvestasi sejak dini, memahami jenis-jenis investasi, dan mampu menghindari investasi yang beresiko, tingkat literasi keuangan yang tinggi berdampak positif pada ekonomi, terutama dalam sektor jasa keuangan di Indonesia,” tuturnya.
Selain itu, keterampilan literasi keuangan menjadikan pemuda dapat menghadapi tantangan juga menghindari masalah keuangan yang berpotensi merugikan, seperti Pinjol (Pinjaman online), perilaku konsumtif, pengelolaan keuangan yang kurang tepat, perilaku FOMO (Fear of Missing Out), hingga financial stress.
“Literasi keuangan sangat penting bagi pemuda sehingga dapat menghadapi tantangan serta menghindari masalah keuangan yang merugikan karena pengelolaan yang buruk, serta menghindari perilaku konsumtif, jebakan Pinjol, FOMO, dan juga financial stress ”lanjutnya.
Oleh karena itu, literasi keuangan menjadi kebutuhan penting bagi individu, terutama pemuda dalam menghadapi tantangan untuk mencapai kemandirian finansial.
Mardiyah menyebutkan untuk mengatasi hambatan serta tantangan menuju kemandirian finansial, yaitu pertama membuat perencanaan keuangan, menyiapkan dana darurat dan asuransi.
Kedua, menabung dengan cermat, optimalkan anggaran juga berinvestasi dan lakukan diversifikasi.
“Literasi keuangan membantu mengatasi keuangan dimulai dengan membuat perencanaan keuangan, menyiapkan dana darurat dan asuransi, serta menabung secara cermat, mengoptimalkan penggunaan anggaran, berinvestasi dan melakukan diversifikasi,”sebutnya.
Selanjutnya, ketiga menerapkan konsep minimalisme, dan yang terakhir menerapkan Joy of Missing out (JOMO) yaitu memilih untuk tidak terlibat dalam suatu kegiatan atau tren, terutama yang dianggap populer atau menarik.
“Dilanjut dengan cara menerapkan konsep minimalisme, serta perilaku memilih untuk tidak selalu ingin ikut atau terlibat suatu hal yang dianggap populer, istilahnya JOMO (Joy of Missing Out),” lanjutnya.
Diakhir, Mardiyah menyampaikan harapannya untuk generasi muda Indonesia dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip literasi keuangan untuk mencapai kemandirian finansial, yaitu dengan mulai membentuk mindset mandiri finansial, merubah fixed mindset ke growth mindset.
“Harapannya generasi muda di Indonesia mengimplementasikan prinsip-prinsip literasi keuangan dengan mulai membentuk mindset mandiri finansial, juga mengubah fixed mindset ke growth mindset agar dapat mencapai kemandirian finansial,”tutupnya.(*)
Tidak ada komentar