Lanal Palu dan Tim SAR Berjuang Evakuasi Korban Terkaman Buaya

waktu baca 2 menit
Kamis, 27 Mar 2025 05:46 0 75 INIPALU

INIPALU.com – Laut yang tenang di pagi hari tiba-tiba berubah menjadi saksi bisu tragedi mengerikan. KW (51), seorang karyawan swasta, berenang di perairan Kampung Nelayan, Palu, tanpa menyadari bahaya mengintai. Dalam sekejap, seekor buaya besar muncul dari kedalaman, menerkam tubuhnya dengan rahang kuat. Jeritan korban menggema di udara, membelah ketenangan pagi.

Warga sekitar yang mendengar teriakan segera berlari ke pantai. Namun, pemandangan di depan mereka begitu mengerikan—KW sudah berada dalam cengkeraman predator buas itu. Tanpa berpikir panjang, laporan segera dikirim ke pihak berwenang. Dalam hitungan menit, Tim SAR Gabungan yang terdiri dari Lanal Palu, Basarnas, Polairud, Brimob, Koramil, Babinpotmar, serta kelompok nelayan dan instansi terkait, langsung bergerak menuju lokasi.

Ketegangan menyelimuti operasi pencarian. Air laut yang beriak perlahan menampakkan sosok KW yang masih dalam genggaman buaya. Dengan keberanian tinggi, tim penyelamat berusaha melepaskan tubuh korban dari rahang maut itu. Setiap detik terasa menegangkan, hingga akhirnya, setelah perjuangan panjang, korban berhasil dievakuasi. Namun, harapan untuk menyelamatkan nyawanya telah sirna—KW ditemukan dalam keadaan tak bernyawa.

Jenazah korban segera dibawa ke RS Bhayangkara Palu untuk proses lebih lanjut. Komandan Lanal Palu, Kolonel Laut (P) Marthinus Sir, menyampaikan apresiasi mendalam atas kerja sama solid antara semua pihak.

“Kejadian ini adalah pengingat bahwa alam selalu menyimpan bahaya yang tak terduga. Kami mengimbau masyarakat untuk lebih berhati-hati dan memahami risiko yang ada di perairan sekitar,” ujarnya dengan nada tegas.

Tragedi ini menjadi perhatian serius bagi otoritas setempat. Patroli akan diperketat, dan koordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah akan diperkuat. Langkah ini bertujuan untuk memastikan prosedur penanggulangan satwa liar, khususnya buaya muara yang dilindungi, dapat diterapkan dengan baik agar kejadian serupa tak terulang.

Proses evakuasi ini juga dihadiri oleh Kapolresta Palu, Kakansar Palu, Kapolsek Mantikulore, Danramil Mantikulore, Lurah Talise, dan Kepala BKSDA Provinsi Sulawesi Tengah. Di balik peristiwa tragis ini, satu pelajaran besar tersisa: kehati-hatian adalah harga yang harus dibayar untuk bertahan di alam liar yang tak terduga.(*)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Facebook Pagelike Widget
LAINNYA