INIPALU.com – Polres Sigi tengah mendalami kasus dugaan pencabulan atau sodomi yang dilakukan oleh seorang oknum pengajar berinisial T di sebuah pondok pesantren (Ponpes) di wilayah Kabupaten Sigi terhadap salah satu santrinya.
Kasus dugaan pencabulan di Sigi ini mulai terungkap setelah orang tua korban melaporkan kejadian tersebut ke Polres Sigi pada tanggal 7 November 2024.
Korban, seorang remaja laki-laki berusia 13 tahun, diduga dicabuli oleh oknum pengajar laki-laki yang juga merupakan pimpinan pondok pesantren tersebut.
“Terduga pelaku sudah dilakukan pemeriksaan hari ini terkait kasus dugaan pencabulan,” ujar Kasi Humas Polres Sigi, Iptu Nuim Hayat, SH, Senin (11/11/2024).
Selain memeriksa terduga pelaku, kata Iptu Nuim, Polres Sigi juga telah memeriksa sejumlah saksi dan telah berkoordinasi dengan pihak PPA dan rumah sakit untuk proses pemeriksaan lebih lanjut.
“Kasus ini menjadi atensi Kapolres Sigi karena melibatkan anak-anak. Kami berkomitmen untuk mengusut tuntas kasus ini dengan transparan dan cepat,” kata Iptu Nuim.
Diberitakan sebelumnya, seorang oknum pengajar berinisial T diduga mencabuli salah satu santri laki-lakinya.
Santri yang menjadi korban berinisial FP (13) baru duduk di kelas dua SMP berasal dari Kecamatan Parigi, Kabupaten Parigi Moutong.
Adapun terduga pelaku pelecehan seksual adalah seorang laki-laki berinisial T, pengajar yang juga merupakan pimpinan pondok pesantren yang baru didirikan sekitar 7 bulan.
Dugaan pencabulan ini dibongkar oleh salah satu santri berinisial GL, yang melihat langsung aksi tak senonoh pengajar T kepada salah satu santrinya.
Menurut pengakuan GL, kejadian ini bermula pada tanggal 5 November 2024. Saat itu, pelaku yang baru pulang menonton konser langsung mendatangi asrama santri sekitar pukul 9 malam.
βSaat itu dia (T) baru pulang nonton konser di Huntap dan datang ke asrama sekitar jam 9 malam, saat itu saya pura-pura tidur karena saya sudah curiga memang, saya lihat dia sudah tindis dan melakukan pencabulan kepada FP (santri),β ungkap GL.
Setelah melihat langsung kejadian pencabulan yang dilakukan pengajar kepada temannya, GL kemudian ketakutan dan berlari meninggalkan asrama pondok.
βJadi selesai dia cabuli temanku ini, dia pergi dan datang lagi ke asrama, saat datang dia dapat saya bangun, mungkin dia curiga saya liat kejadian tadi, pas dia pergi lagi saya lari dari asrama, takut saya jangan sampai dia nekat, saya lari ke perkampungan dari malam, subuh saya dijemput papaku dan saya ceritakan apa yang dialami temanku,β terangnya.(*)
Tidak ada komentar