Meta Bangun Pusat Data Raksasa demi Ciptakan Kecerdasan Super AI, Zuckerberg Ungkap Ambisi Besar

waktu baca 3 menit
Selasa, 15 Jul 2025 17:03 0 58 π€π§ππ«πž πƒπžπ₯𝐚𝐧𝐨

Jakarta, – CEO Meta, Mark Zuckerberg, kembali menunjukkan keseriusan perusahaannya dalam membangun kecerdasan buatan (AI) tingkat lanjut. Tak tanggung-tanggung, Meta tengah menyiapkan sejumlah pusat data raksasa yang diproyeksikan akan menyedot daya listrik dalam skala masif. Fasilitas ini dirancang khusus untuk mendukung pelatihan dan pengembangan AI generasi baru.

Pada Januari lalu, Zuckerberg mengungkap bahwa pusat data tersebut akan memiliki skala luar biasa besar bahkan jika dibangun di New York, bisa mencakup sebagian besar wilayah Pulau Manhattan. Kini, sang pendiri Facebook mengindikasikan bahwa rencana ambisius ini akan diperluas, dengan suntikan investasi mencapai ratusan miliar dolar demi mewujudkan kecerdasan super yang melampaui kemampuan manusia.

β€œPusat data Meta akan mencakup ratusan ribu GPU khusus untuk AI dan membutuhkan pasokan listrik lebih dari 1.000 megawatt,” ujar Zuckerberg dalam unggahan di Facebook. β€œKami saat ini tengah membangun beberapa klaster multi-gigawatt. Klaster pertama kami beri nama Prometheus dan akan mulai beroperasi pada 2026. Kami juga membangun Hyperion, yang kapasitasnya akan meningkat hingga 5GW dalam beberapa tahun ke depan.”

Zuckerberg menambahkan bahwa beberapa klaster raksasa lainnya sedang dirancang. β€œSatu saja dari klaster ini mencakup area yang luasnya hampir setara dengan sebagian besar Manhattan,” katanya, seperti dikutip detikINET dari PC Mag.

Sebagai gambaran, superkomputer El Capitan yang termasuk tercepat di dunia hanya menggunakan daya sekitar 30 megawatt. Sementara itu, data center Colossus milik xAI, perusahaan bentukan Elon Musk, diperkirakan menyerap daya sebesar 150 megawatt, dan angka ini masih akan bertambah seiring ekspansi yang direncanakan.

Unggahan Zuckerberg menjadi sinyal kuat bahwa para raksasa teknologi tengah berlomba dalam arena pengembangan AI yang melampaui kecerdasan manusia. Meta sendiri sudah mulai menunjukkan langkah agresif dengan menawarkan kompensasi tinggi untuk menarik peneliti AI terbaik dari perusahaan besar seperti OpenAI, Google, hingga Apple.

Lewat pembangunan infrastruktur masif ini, Meta seolah menegaskan ambisinya untuk mengungguli para pesaing, termasuk OpenAI. Bahkan, divisi AI Meta kini direstrukturisasi dan berganti nama menjadi Superintelligence Labs sebagai bentuk keseriusan dalam mengejar dominasi di bidang kecerdasan buatan.

Namun, kompetitor pun tak tinggal diam. OpenAI, misalnya, tengah membangun pusat data dengan kapasitas hingga 5 gigawatt yang diberi nama Stargate. Proyek ini diumumkan pada Januari lalu, dengan total investasi sebesar USD 500 miliar dalam empat tahun. Fasilitas tersebut akan dibangun di Texas dan didukung sejumlah mitra strategis seperti Oracle, SoftBank, dan MGX. Lokasi pertama ditargetkan mulai beroperasi akhir tahun ini.

β€œProyek ini tidak hanya akan mendorong reindustrialisasi Amerika Serikat, tetapi juga menjadi komponen strategis dalam menjaga keamanan nasional AS dan negara-negara sekutunya,” tulis OpenAI.

Tak mau ketinggalan, Alphabet induk perusahaan Google turut menggelontorkan dana USD 3,3 miliar untuk membangun dua pusat data baru di Carolina Selatan.

Persaingan membangun model AI tercerdas pun kini semakin memanas. Dunia tengah menyaksikan babak baru revolusi teknologi, dan para raksasa digital tampaknya siap melakukan apa pun untuk memimpin di garis terdepan. (*)

π€π§ππ«πž πƒπžπ₯𝐚𝐧𝐨

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

LAINNYA